Jumat, 15 Desember 2017

Literasi Warisan Budaya

Bahan Tayang Workshop Penulisan Kreatif APEX 2017
M. Nawir
Sulisa Matra Bangsa

polena polele winru tenreq kutuju mata padanna sulisa



Literasi (literacy)

Keaksaraan (“melek huruf”)

Kemampuan baca – tulis

Literatus (orang yang belajar)

"Literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara menghitung dan 

memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan

masyarakat." (NIFL)


Literasi kaum muda

Kaum Muda adalah “Ahli Waris” kekayaan kebudayaan suatu daerah atau bangsa. Pewarisan 

(transformasi) nilai-nilai budaya berlangsung sejak dini dalam kesadaran dan ketaksadarannya. 

Proses generasi muda mempelajari atau mewarisi kebudayaan dan kehidupan sehari-hari hingga \

memperoleh kesadaran atau pengetahuan:

üMengingat

üMendengarkan

üMembaca

üMenyaksikan

üMengungkapkan (lisan, tulisan, audio visual)

üMelakukan (perubahan perilaku)

Mengingat adalah tindakan pada masa kini tentang masa lalu, dan bukan tindakan masa lalu. Batas 

halus antara masa kini dan masa lalu itu lah yang membentuk ingatan ‘memoria’  (Daniel Dakhidae).

Mendengarkan adalah tindakan pada masa kini tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Beda tipis antara kegiatan  mendengar dan mendengarkan, terjadi ketika seseorang memperhatikan  \

secara sungguh sungguh apa yang dikatakan orang lain  (menyimak).

Proses menyimak membutuhkan sikap rendah hati dan disiplin mendengarkan.
\

Warisan budaya

Cultural heritage  is the legacy of physical artefacts and intangible 

attributes of a group or society that are inherited from past generations,

maintained in the present and bestowed for the benefit of future 

generations (http://www.unesco.org)

Cultural heritage

1) Tangible cultural heritage: movable cultural heritage (paintings, sculptures, coins, 

manuscripts) immovable cultural heritage (monuments, archaeological sites) underwater cultural 

heritage (shipwrecks, underwater ruins and cities)

2) Intangible cultural heritage: oral traditions, performing arts, rituals\


Warisan Budaya adalah benda  (tangible)  dan atribut tak benda  (intangible)  yang merupakan jati

diri masyarakat atau bangsa yang diwariskan oleh generasi masa lalu, dan dilestarikan kepada

generasi masa kini dan yang akan datang.


Warisan budaya berupa benda (tangible dapat diindera dan diukur (artefak, peralatan, bangunan

maupun berupa lokasi atau kawasan).

Warisan budaya tak benda (intangiblehanya dapat diapresiasi dengan akal-budi dan rasa-merasa

(pengetahuan tradisional,  desain industri, tradisi lisan, komposisi bunyi, gerak, motif).


Potensi warisan budaya

1.Warisan sejarah dan arkeologi

2.Warisan ritual, seni dan sastra

3.Warisan kelembagaan adat

4.Warisan pengetahuan lokal

5.Warisan industri rakyat

6.Warisan arsitektural


Perlindungan benda cagar budaya

(UU No. 11/2010)

1.Aspek Ekonomis, cagar budaya harus mampu meningkatkan harkat kehidupan rakyat banyak;

2.Aspek Sosial, pelestarian cagar budaya adalah “kewajiban” semua orang;

3.Aspek Budaya, pelestarian cagar budaya harus membuka peluang upaya pengembangan dan 

pemanfaatannya oleh masyarakat;

4.Aspek Politis, kewajiban pemerintah“meringankan beban” pelestarian yang ditanggung masyarakat.


Pentingnya perlindungan WARISAN BENDA cagar budaya

1) Cagar Budaya sebagai sumber daya budaya memiliki sifat rapuh, unik, langka, terbatas, dan tidak

terbarui.

2) Jumlahnya cenderung berkurang sebagai akibat dari pemanfaatan yang tidak memperhatikan upaya

pelindungannya.

3) Maraknya perdagangan benda cagar budaya koleksi pribadi. 


WARISAN BUDAYA TAK BENDA

1.Ritual (upacara adat/agama)

2.Seni (tari, musik, drama)

3.Sastra (folklore, paseng, toloq)

4.Pengetahuan lokal (pengobatan, pertanian, pelayaran, perdagangan, desain arsitektur, teknologi

pembuatan perahu, dll)


vHak atas Kekayaan Intelektual (Intelectual Property Rights UU Hak Cipta No. 28/2014 mengatur

secara khusus Ekspresi Budaya Tradisional yang Tidak Diketahui Penciptanya, Ciptaan yang 

Dilindungi. Dan Karya yang Tidak Dilindungi Hak Cipta.


WARISAN BUDAYA TAK BENDA

Hak Cipta atas  hasil  kebudayaan  rakyat  atau atas ciptaan yang tidak diketahui penciptanya

dipegang oleh Negara, yaitu peninggalan prasejarah, sejarah, dan benda budaya nasional lainnya.

Negara memegang Hak Cipta atas folklore dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama

seperti cerita, hikayat, dongeng, legendababad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tariankaligrafi,

dan karya seni lainnya


Permasalahan

Internal:

1) Keterbatasan keahlian

2) Keterbatasan sarana dan prasarana

3) Keterbatasan data primer dan sekunder

Eksternal:

1) Belum terjalin sinergi antar-instansi terkait dalam perencanaan, pengembangan dan pemanfaatan

 warisan budaya

2) Kesadaran dan partisipas masyarakat yang rendah, wabil-khusus generasi muda


Seven Kinds of Smart (Thomas Armstrong)

1.   Verbal/linguistis: kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau tertulis.

2.   Matematis/logis: kemampuan memanipulasi sistem nomor dan konsep logis.

3.   Spasial: kemampuan melihat dan memanipulasi pola-pola desain.

4.   Musikal: kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik, seperti nada, irama, dan

keselarasan.

5.   Kinestetis-tubuh: kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan, seperti dalam olah raga atau  

tari.

6.   Intrapersonal: kemampuan memahami perasaan diri sendiri, gemar merenung serta berfilsafat.

7.   Interpersonal: kemampuan memahami orang lain, pikiran, serta perasaan mereka

 (http://berandasastra.blogspot.co.id/2008/10/teknik penulisan-kreatif.html) 


Proses KREATIF

“1% inspirasi , 99% keringat“ (Thomas Alfa Edison)


Creative Writing

is anything where the purpose is to express thoughts, feelings and emotions rather than to simply 

convey information” 

is any form of writing which is written with the creativity of mind: fiction writing, poetry writing,

creative nonfiction writing and more. The purpose is to express something, whether it be feelings,  

thoughts, or emotions.


Persiapan (Prewriting): menyiapkan ide dan  perangkat yang mendukung penulisan

Tesis (Thesis): menentukan ide atau tema utama  yang akan ditulis

Garis Besar (Outline): membuat garis-garis besar pikiran yang terhubung dengan tema utama

Rancangan (Drafting):mengubah ‘garis-garis  besar pikiran’ menjadi kalimat dan paragraf

Revisi (Revision): membaca ulang rancangan tulisan hingga yakin sudah logis, menarik, dan 

sesuai pesan yang hendak disampaikan


ragam tulisan

FEATURE

Jenis tulisan  kreatif  yang bertujuan  menginformasikasuatu peristiwa, atau kehidupan seseorang

yang dikemas dengan kalimat lugas yang menarik.

Essai

Karangan bebas atau tidak terikat struktur: 

Tema Faktual,  

Subjektif, sudut  pandang penulis, 

Menggugah (gaya bahasa sastra)

Ciri: 

Kreatif dalam menciptakan ide, 

Informatif dalam penulisan isi, 

Menghibur dalam gaya penulisan bahasa,

Subjektif dalam penyampaian kata

jenis:

Human Interest

Menyentuh sisi kemanusiaan pembaca; 

Menggugah empati (pesse)pembaca (haru, bangga, bersimpati). Misalnya, menulis  tentang

kehidupan sehari-hari seorang penjaga situs cagar  budaya di pelosok desa, atau tentang  

pengrusakan benda cagar budaya di  kawasan wisata. 

Featuress Sejarah

Menceritakan peristiwa masa lalu yang masih menarik dan relevan meski diberitakan di masa 

kini.. Misalnya, menulis tentang sisi lain  sejarah masuknya Islam di desa anda.

Features Biografi

Berfokus pada riwayat hidup tokoh dari sisi kebiasaan sehari-hari dalam keluargadan pergaulannya.

Bisa juga menulis tentang sistim pewarisan nilai-nilai budaya dari tokoh adat kepada generasi

muda.

Features Perjalanan

Biasa disebut ‘caper’ atau catatan perjalanan maupun catatan hasil kunjungan

Umumnya bersifat kronologis (tempat dan waktu), momen 

penting, kesan, dilengkapi  dengan detail objek yang dikunjungi. 

Features ‘Ilmiah’

Berisi pembahasan seputar ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, hasil penemuan di bidang

ipteks, kesehatan.

Temuan baru dari situs-situs purbakala  dapat ditulis secara ilmiah dengan gaya  features atau pun

esai.  


Anatomi feature


JUDUL

Judul tidak selalu mewakili seluruh topik tulisan.

Judul tulisan feature atau esai tidak selalu mewakili seluruh topik dalam tulisan.

Judul yang baik dibuat secara menarik, bahkan terkesan sensasi.


PARAGRAF PEMBUKA

Paragraf terdiri dari beberapa kalimat, yang berisi satu gagasn/ide atau pendapat.

Pada setiap kalimat terdapat pendapat dan informasi yang logis atau saling menjelaskan, 

sehingga gagasan dalam paragraf tetap utuh.

Buatlah paragraf dengan bahasa yang sangat menarik perhatian pembaca.

Gunakan bahasa yang bisa menggugah emosi pembaca, membuat pembaca penasaran 

dan bertanya-tanya.


BADAN/ISI TULISAN

• Badan tulisan laiknya badan kita, yang menopang seluruh tema tulisan.

Jika sudah masuk ke inti tulisan, kita harus menuliskan alur yang sistemastis, jangan berbelit-

belit! Usahakan tulisan kita bukan hanya berisi informasi belaka, tapi juga diselingi deskripsi

suasana, karakter sosok yang kita sampaikan atau hal-hal ringan lainnya.


PENUTUP

Penutup adalah paragraf yang memberi kesan  terakhir maupun kesimpulan dari apa yang kita tulis.

Sebagus apapun judul atau tulisan kita, jika kita tidak bisa menutup tulisan kita dengan semenarik

mungkin, maka akan terasa hambar di belakangnya.