Kondisi aktual yang
dihadapi Balai Arkeologi dewasa ini adalah bagaimana mewujudkan hasil-hasil penelitian
dan pengembangan sumberdaya arkeologi di daerah menjadi berkualitas, berdayasaing, berdayaguna,
dan berorientasi pada pembangunan karakter bangsa. Visi ini yang mendorong
Balai Arkeologi mengembangkan kemitraan dan prioritas kegiatan yang apresiatif,
sambil berperan sebagai katalisator dan fasilitator dalam pemanfaatan situs
secara berkelanjutan.
Ada tiga isu atau agenda
strategis yang dianggap relevan dengan usaha mewujudkan visi tersebut, yaitu;
(1) Penguatan identitas budaya lokal melalui kegiatan pendokumentasian,
pengkajian dan publikasi hasil-hasil riset; (2) Peningkatan apresiasi publik
terhadap kawasan situs, dalam hal ini situs purba Lembah Walanae sebagai
identitas budaya lokal sekaligus warisan peradaban nusantara; (3) Peningkatan
partisipasi masyarakat, khususnya guru dan pelajar sekolah dalam kegiatan ekspose
maupun kampanye pengembangan dan pemanfaatan kawasan situs Walanae, dan
situs-situs lainnya di Sulawesi Selatan.