PRA singkatan dari Participatory Rural
Appraisal atau penelitian yang partisipatoris berbasis masyarakat kampung;
suatu metode penggalian dan pendokumentasian informasi yang dilakukan oleh
masyarakat untuk merancang tindakan pemecahan masalah. PRA merupakan salah satu
varian dalam riset aksi (action research)
untuk perubahan (transformasi) sosial. Sebagai suatu alternatif dari model yang
lama (konvensional), PRA mengutamakan peran masyarakat sebagai subjek
penggalian dan pendokumentasian informasi lapang. Para ahli atau peneliti
akademis diposisikan senbagai orang luar, yang harus mengintegrasikan
pengalamannya ke dalam komunitas. Peran utama peneliti akademis ini adalah
enumerator sekaligus fasilitator yang memiliki visi dan tujuan yang sama dengan
komunitas, yaitu melakukan transfromasi sosial. Dengan begitu sebuah hasil
penelitian akan menguntungkan (memihak) komunitas, yang berarti pula memecahkan
persoalan nyata masyarakat. Di sisi lain, pihak luar mendapat pengetahuan baru
dari masyarakat, dan berkontribusi dalam pemecahan persoalan kemasyarakatan.
"MEMEDIASI MASA LALU, MERANGKAI PARADIGMA DAN PENGALAMAN ARKEOLOGIS MASA KINI"
Sabtu, 30 Januari 2016
Senin, 25 Januari 2016
ARKEOLOGI KOMUNITAS
Pengelolaan
Informasi dan Pengembangan Penelitian Arkeologi di Indonesia
Sebuah
Pendekatan untuk Wilayah Penelitian di Maluku[1]
Oleh Wuri
Handoko[2]
(Balai
Arkeologi Ambon)
Abstrak
Penelitian
sejarah dan budaya termasuk dalam hal ini penelitian arkeologi di Maluku paska
konflik, nampaknya menjadi persoalan yang cukup sensitiv. Berdasarkan
pengalaman dalam sebuah kegiatan penelitian, terdapat masyarakat dalam salah
satu wilayah penelitian mengungkapkan ketidaksetujuannya bahkan ’menolak’ hasil
penulisan sejarah di Maluku. Tentu hal ini tak ingin dialami dalam penelitian arkeologi.
Penulisan sejarah dan budaya masyarakat di wilayah Maluku beberapa diantaranya
dianggap mendahului pengetahuan masyarakat atau bahkan berbeda (bertolak
belakang) sama sekali dengan apa yang diketahui oleh masyarakat. Karenanya,
untuk menghindari hal itu, dalam penelitian arkeologi ke depan, khususnya di
Maluku, perlu mengembangkan sebuah pendekatan baru dalam penelitian arekologi
yang lebih berpihak ke masyarakat (komunitas). Pendekatan ini dimaksudkan untuk
mendekatkan jarak antara peneliti arkeologi dan hasil penelitiannnya dengan
masyarakat dan pengetahuan historis dan kulturnya.
Minggu, 24 Januari 2016
JEPANG DI BULUKUMBA
Langganan:
Postingan (Atom)