Bulukumba dahulu juga telah memiliki lapangan pesawat terbang di daerah Jalanjang
atau Kota Baru. Saat ini sisa-sisa bekas landasan pacu pesawat tersebut sudah tidak
ditemukan lagi, yang ada hanya hamparan sawah.
Penguasa Jepang jarang menggunakan tenaga penduduk untuk kerja paksa. Para romusha pada umunya menggunakan tenaga dari Jawa
dan daerah-daerah di luar Bulukumba. Ada seorang penduduk Gantarang yang
pernah dibawa ke Jepang ketika Jepang pulang ke negerinya karena kalah perang,
namun ternyata ia hanya bertahan selama dua tahun saja di Jepang. Pada suatu
kesempatan, ia pulang ke Indonesia dengan menumpang kapal laut yang kemudian
membawanya ke daerah Surabaya. Setelah empat puluh tahun baru ia kembali ke
Bulukumba.
Disebutkan pula, bahwa Jepang sangat disiplin. Anak-anak diwajibkan untuk
sekolah yang dahulunya pada zaman Belanda, sekolah hanya diperuntukkan bagi
masyarakat keturunan bangsawan. Sekolah tersebut diajar oleh orang Indonesia
sendiri, yang telah mendapat kursus di Makassar. Setiap pagi anak-anak
diharuskan mengikuti senam pagi yang disebut taiso dan baris-berbaris.
Ketika Sekutu yang dimotori oleh Australia dan Amerika mulai mencium jejak
Jepang hampir setiap hari dijatuhkan bom di Bulukumba. Untuk
mengetahui adanya serangan bom sekutu, di markas tentara Jepang yang lokasinya
di sekitar kantor Bupati sekarang, sirine Jepang selalu dibunyikan. Bunyi
sirine tersebut merupakan tanda bahwa akan ada serangan bom yang juga
berarti masyarakat bersiap-siap untuk masuk ke dalam lubang-lubang perlindungan
di pinggir sungai Bialo.
Pada masa pendudukannya di Bulukumba, Jepang juga mengharuskan penduduk menanam kapas untuk
dipintal sebagai bahan pembuat kain. Caranya, kapas yang telah tua dipintal menjadi benang
agar dapat ditenun. Bahan kain ini sangat kasar dan banyak mengandung kutu,
namun karena kain sangat jarang ditemukan pada masa itu dan bahkan banyak
masyarakat yang menggunakan karung sebagai pengganti pakaian, kain kapas yang
kasar tersebut terpaksa dipakai.
Narasumber: Irfan Mahmud, Alumnus UNHAS
rupanya tradisi budidaya kapas dah lama di bulukumba, pantasan thn 2000-an jd lokasi percontohan kapas transgenik monsanto corp.
BalasHapus