Begitu pengakuan salah seorang peserta Workshop Perencanaan Strategis Balai
Arkeologi Sulawesi Selatan. Acara ini berlangsung di kantor BALAR Sulsel,
jalan Pajjaiyang Sudiang. Sebanyak 40 peserta yang terdiri dari unsur
pemerintah daerah propinsi dan kota Makassar, balai cagar budaya, dinas
pendidikan, dinas pariwisata, universitas (Unhas, Unhalu), guru sekolah (SD,
SMP, SMA), aktivis LSM dan mahasiwa, mengikuti acara ini dari pagi hingga
jelang maghrib. Peserta sangat antusias mendiskusikan dan merumuskan skenario
masa depan penelitian arkeologi.
Workshop dipandu oleh dua fasilitator dari Lembaga Riset
dan Konsultan Sulisa Matra Bangsa. Selama dua hari penuh, fasilitator memandu
rangkaian proses ‘scenario building’, hingga peserta yang merupakan stake-holder BALAR Sulsel menghasilkan
rumusan visi kolektif beserta program strategis 2025. Rangkaian diskusi
kelompok terfokus (FGD) berlangsung empat sesi. Setiap tahapan FGD menggunakan Tools 4-D Cycle yang diambil dari metode
Appreciative Inquiry for Change
Management (Sarah Lewis dkk, 2008). Prinsip utama dalam Appreciative Inquiry adalah berpikir
positif, bersikap optimis, dan memulai diskusi dari pengalaman terbaik (best practices) dalam mengapresiasi persoalan
masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar